BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi HIV/AIDS dan ODHA
HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency
Virus. Yaitu suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh (imunitas)
manusia dan virus ini dapat menyebabkan penyakit AIDS. Karena Virus ini
menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan
infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan
defisiensi (kekurangan) sistem imunitas.
WHO (Word Health Organization) mendefinisikan
kasus AIDS adalah keadaan dimana terdapat hasil tes positif untuk antibodi HIV,
dengan disertai munculnya satu atau lebih tandatanda atau gejala-gejala seperti
yang disampaikan Cock et al (2002) yaitu : berat badan menurun lebih
dari 10% disertai dengan diare kronis atau demam terus menerus lebih dari 1
bulan, cryptococcal meningitis, pulmonary atau extra pulmonary
tuberculosis, sarkoma kaposi, kerusakan syaraf, candidiasis pada
oesophagus, pneumonia dengan episode sedang dan kanker serviks invasif.
ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) didefinisikan sebagai
seseorang yang telah terinfeksi oleh virus HIV
atau yang telah mulai menampakkan satu atau lebih gejala AIDS. Rentang waktu
dari seseorang terinfeksi sampai muncul gejala klinis bisa sangat bervariasi
antara 8 sampai 10 tahun, yang disebut sebagai masa inkubasi, yang dalam
terminologi penyakit HIV/AIDS biasa disebut
juga sebagai window period.
2.2 Defenisi Stigma dan Diskriminasi
Stigma ( pelabelan negatif ) adalah suatu proses
dinamis yang terbangun dari suatu persepsi yang telah ada sebelumnya yang
menimbulkan suatu pelanggaran terhadap sikap, kepercayaan dan nilai. stigma ini
dapat mendorong seseorang untuk mempunyai prasangka pemikiran, perilaku, dan
atau tindakan oleh pihak pemerintah, masyarakat, pemberi kerja,
penyedia pelayanan kesehatan, teman sekerja, para teman, dan keluarga-keluarga.
Diskriminasi adalah perbuatan atau perlakuan berdasarkan stigma dan ditujukan
kepada pihak yang terstigmatisasi.
2.3 Stigma dan Diskriminasi HIV/AIDS
Banyak kasus diskriminasi terjadi pada ODHA di masyarakat
baik didalam pergaulan social, lingkungan dunia pendidikan, dunia kerja dan
pelayanan kesehatan. Hal ini diindikasi karena masih kuatnya stigma (pelabelan
negative) terkait dengan HIV dan AIDS terhadap penderitanya. HIV dan AIDS related
stigma akan memunculkan diskriminasi misalnya perlakuan negatif dan
pembatasanpembatasan kesempatan yang bisa mempengaruhi seluruh aspek kehidupan ODHA:
Mulai dari pergaulan sosial, kesempatan memperoleh pendidikan dan pekerjaan,
pelayanan kesehatan, bepergian, dan lain-lain. Hal ini justrummenghambat upaya
pengendalian HIV/AIDS, membuat AIDS tetap menjadi“the silent killer”. Pada
ODHA, stigma yang terjadi bukan saja kerena infeksi yang dialaminya atau lebih
sering dikarenakan prilaku yang dianggap penyebab orang tersebut terinfeksi.
Stigma sering kali menyebabkan terjadinya diskriminasi
dan pada gilirannya akan mendorong munculnya pelanggaran HAM bagi ODHA dan keluarganya.
Stigma dan diskriminasi memperparah epidemi HIV/AIDS. Mereka menghambat usaha
pencegahan dan perawatan dengan memelihara kebisuan dan penyangkalan tentang
HIV/AIDS seperti juga mendorong keterpinggiran ODHA dan mereka yang rentan
terhadap infeksi HIV. Mengingat HIV/AIDS sering diasosiasikan dengan seks,
penggunaan narkoba dan kematian, banyak orang yang tidak peduli, tidak
menerima, dan takut terhadap penyakit ini di hampir seluruh lapisan masyarakat.
Diskriminasi terjadi ketika pandangan-pandangan
negatif mendorong orang atau lembaga untuk memperlakukan seseorang secara tidak
adil yang didasarkan pada prasangka mereka akan status HIV seseorang. Tindakan
ini dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Terjadi di tengah keluarga, masyarakat,
sekolah, tempat peribadatan, tempat kerja, juga tempat layanan hukum dan
kesehatan.
Bentuk lain dari stigma berkembang melalui
internalisasi oleh ODHA dengan persepsi negatif tentang diri mereka sendiri.
Stigma dan diskriminasi yang dihubungkan dengan penyakit menimbulkan efek
psikologi yang berat tentang bagaimana ODHA melihat diri mereka sendiri. Hal
ini bisa mendorong, dalam beberapa kasus, terjadinya depresi, kurangnya
penghargaan diri, dan keputusasaan.
2.4 Bentuk-Bentuk
Stigma dan Diskriminasi HIV/AIDS
Stigma yang terkait HIV dan AIDS yang ditujukan kepada
ODHA dapat dalam bentuk, sebagai beirkut :
ü Menjauhi ODHA atau tidak meginginkan untuk menggunakan
peralatan yang sama.
ü Penolakan oleh keluarga, teman atau masyarakat
terhadap ODHA.
ü Peradilan moral berupa sikap yang menyalahkan ODHA
karena penyakitnya dan menganggapnya sebagai orang yang tidak bermoral.
ü Keengganan untuk melibatkan ODHA dalam suatu kelompok
atau organisasi.
ü Diskriminasi yaitu penghilangan kesempatan untuk ODHA
seperti ditolak bekerja, penolakan dalam pelayanan kesehatan bahkan perlakuan
yang berbeda pada ODHA oleh petugas kesehatan.
ü Pelecehan terhadap ODHA baik lisan maupun fisik.
ü Pelanggaran hak asasi manusia, seperti pembukaan
status HIV seseorang pada orang lain
tanpa
seijin penderita, dan melakukan tes HIV tanpa adanya informed consent
2.5 Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Stigma dan Diskriminasi HIV/AIDS
Terjadinya
stigma dan diskriminasi kepada ODHA oleh masyarakat, dipengaruhi oleh beberapa
hal, antara lain :
ü Pengetahuan tentang HIV/AIDS
Pengetahuan
tentang HIV/AIDS sangat mempengaruhi bagaimana individu tersebut akan bersikap
terhadap penderita HIV/AIDS. Dalam konteks HIV dalam kajian medis misalnya
masyarakat masih belum mengetahui tentang informasi dasar HIV dan AIDS secara
utuh yang mencakup apa itu HIV dan Apa itu AIDS, bagaimana virus HIV bisa hidup
dan media apa yang digunakan, bagaimana HIV bisa ditularkan, bagaimana HIV bisa
dicegah perkembangannya dan seterusnya. Pengetahuan HIV dan AIDS yang masih
awam inilah yang menjadikan masyarakat mempunyai kesimpulan-kesimpulan yang
tidak sesuai dengan persoalan HIV dan AIDS yang sebenarnya. Masyarakat masih
banyak yang menganggap bahwa HIV dan AIDS itu bisa menular melalui kontak
social seperti bersalaman, makan bersama, bertemu dalam ruangan yang sama,
menghirup udara didekat ODHA dan seterusnya.
ü Persepsi tentang ODHA
Persepsi
terhadap pengidap HIV atau penderita AIDS akan sangat mempengaruhi bagaimana
orang tersebut akan bersikap dan berperilaku terhadap ODHA. Persepsi terhadap
ODHA berkaitan dengan nilai-nilai seperti rasa malu, sikap menyalahkan dan
menghakimi yang berhubungan dengan penyakit AIDS tersebut. Masyarakat masih banyak percaya bahwa HIV
dapat ditularkan melalui percikan bersin atau batuk, minum dari gelas yang
sama, pemakaian toilet umum, ciuman dan kegiatan sosial lainnya.
ü Mitos di Masyarakat
Mitos merupakan
sesuatu yang berhubungan erat dengan sebuah keyakinan dan bersifat
turun-temurun berkembang dimasyarakat namun kebenarannya tidak bisa dibuktikan
secara ilmiah. Mitos ini seringkali menjadi landasan bagi masyarakat dalam
menilai sesuatu. Dalam persoalah HIV, masyarakat juga masih mempunyai anggapan
[mitos] bahwa HIV dan AIDS itu bisa menular dengan hidup bersama ODHA,
melakukan kontak sosial dengan ODHA, ODHA harus dijauhi karena HIV bisa melur
lewat pertukaran udara, HIV dan AIDS merupakan penyakit kutukan Tuhan bagi para
mereka yang telah melanggar norma-norma agama dan susila
dalam kehidupan sosial.
ü Pandangan Agama
Agama memiliki
pengaruh yang kuat terhadap cara pandang dan pola prilaku manusia. Sehingga
dengan atas nama agama bisa dijadikan sebagai justifikasi sekaligus sebagai
legitimasi bagi seseorang untuk memberikan sikap dan tindakannya. Masih
banyakmasyarakat yang melakukan stigmatisasi dan diskriminasi HIV berdasarkan pengertahuannya bahwa HIV dan
AIDS semata-mata hasil dari perbuatan sexsual diluar hubungan yang disahkan
oleh agama dan kegiatan yang tidak sesuai dengan norma-norma seperti penggunaan
narkoba.
Daftar Pustaka
Ahwan, Zainul. 2014. “Stigma dan diskriminasi HIV & AIDS pada Orang
dengan HIV dan AIDS (ODHA) di masyarakat basis anggota Nahdlatul Ulama’ [NU]
Bangil”. Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas
Yudharta Pasuruan. http://jurnal.yudharta.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/11.pdf
(diakses pada tanggal 14 Oktober 2015)
Afrianty, Fatmah.
2011. “Stigma dan Diksriminasi terhadap
ODHA, Tugas dan Tanggung Jawab Siapa?” Fakultas Kedoteran Universitas Gajah
Mada http://www.kebijakanaidsindonesia.net/id/1005-stigma-dan-diskriminasi-terhadap-ODHA (diakses pada tanggal 14 Oktober 2015)
Paryati, Try dkk. 2013. “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Stigma dan Diskriminasi kepada ODHA(Orang dengan HIV/AIDS) oleh
petugas kesehatan : kajian literatur”. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Padjajaran : Bandung http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2013/02/pustaka_unpad_mempengaruhi_stigma_ODHA.pdf (diakses pada tanggal 14 Oktober 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar